Mendung menyelimuti pagi dan langit menurunkan jutaan tetes air. Membuat kota Makassar basah oleh derasnya hujan, bahkan rasanya udara terasa lebih dingin.
“Ahh saya jadi malas untuk bangun, hangatnya selimut ini seperti dekapan seseorang ibu yang membuat saya ingin selalu berada dalam pelukannya”.

Apalagi mengingat sepertinya saya tidak akan bisa pergi keluar jika hujan tidak berhenti.

Hari ini sebenarnya saya berencana untuk berkeliling di sekitar hotel, seperti pantai losari dan sekitarnya, namun sepertinya saya kurang beruntung karena cuaca yang tidak mendukung.

Malam harinya pun masih hujan, padahal rencananya saya ingin berkeliling kota makassar malam ini.

“It’s okay, terkadang apa yang direncanakan tidak sesuai harapan”.

Coto Paraikatte

Beruntungnya malam itu ada seorang teman mengirimi saya coto makassar, katanya coto yang dipesan itu adalah salah satu coto yang paling enak dimakassar, kalau tidak salah namanya “coto paraikatte“.

coto paraikatte

Paraikatte sendiri mempunya arti tersendiri yaitu ‘Para Kita’ atau dalam bahasa Makassar nya adalah sama-sama kita. Makna nya adalah ikatan yang didasari oleh persamaan asal, daerah dan keluarga.

Saat pertama kali membuka bungkusan didalam plastik, saya sudah bisa mencium aroma rempah-rempah khas yang kuat.
Saya yakin siapapun yang mencium aroma ini pasti langsung lapar.

Coto ini sekilas tampak seperti coto daging pada umumnya, yang membedakan kuahnya lebih kental seperti menggunakan hati sapi yang dihancurkan dan rasa rempah-rempahnya lebih terasa.
Jadi saat anda pertama kali menyeruput kuahnya, langsung terasa butiran-butiran lembut dagingnya.

Sebagai pelengkap coto ada ketupat, yang biasanya dibungkus oleh daun pandan atau daun aren, juga wajib ada jeruk nipis dan lombok (sambal) yang semakin membuat coto makassar ini lebih terasa nikmat saat disantap.

Saya sempat heran, kenapa disini setiap makanan selalu ada jeruk nipis?

“Orang disini kalau makan selalu ditambah jeruk nipis, karena biar lebih terasa enak”.

Cara Makan Coto

“Anda tahu tidak, bagaimana caranya makan coto, jadi pertama-tama ini dibelah dulu ketupatnya jadi 2, terus langsung disendok aja dan dimakan, sambil di seruput kuah cotonya”.

“Jadi gak dicampur kedalam mangkok ketupatnya? saya bertanya.

“Iya jangan dicampur kedalam mangkok ketupatnya”. Karena rasa kuahnya nanti berubah.

Yah sebenarnya terserah bagaimana cara anda makan coto yang penting anda bisa menikmatinya dengan nyaman :D.

Jalanan dan Panas

Mentari pagi perlahan menapaki langit memancarkan kehangatan nya hari itu dan saya sudah harus bergegas untuk check out, ya karena saya hanya memesan 2 malam saja dihotel tersebut, dan karena liburan saya masih panjang saya melanjutkan mencari hotel yang lebih murah disekitaran jalan ujung pandang.

Sambil menunggu waktu check in dihotel berikutnya , saya memutuskan untuk berkeliling sebentar di sekitaran pantai losari. Ternyata hari ini cukup terik, panasnya matahari seolah-olah menyengat kulit.

“Sebenarnya saya sedikit terkejut ketika melihat Pantai Losari, mungkin karena saya terlalu berekpektasi tinggi, atau karena sudah terpedaya oleh gambar-gambar yang beredar didunia maya”.

Mungkin sebelumnya saya berfikir jika pantai losari itu seperti umumnya pantai lain, bisa berjalan dihamparan pasir putih atau berenang dengan air laut yang berwarna tosca.

Namun pantai losari tidak memiliki hamparan pasir di kawasan sekitarnya. Selain itu arus air disini juga termasuk cukup berbahaya sehingga pengunjung dilarang berenang bebas di perairan pantai.

Jika anda menyukai permainan air, pengelola area pantai losari telah menyiapkan beberapa wahana permainan seperti sepeda air, perahu bebek, dan pilihan wahana permainan air lain yang dapat dijadikan pilihan oleh pengunjung yang ingin bermain.
Ombak laut dikawasan pantai losari juga telah dihalau oleh tanggul beton yang berada di kawasan pantai losari.

Saya terus berjalan di sepanjang pantai, dengan pemandangan laut dan warung-warung pinggiran yang menjual berbagai macam makanan seperti menu pisang epe.

Namun sayangnya banyak terdapat sampah dipinggiran beton-beton sepanjang pantai.

“Aduh sayang sekali, banyak yang jajan, banyak juga yang buang sampah sembarangan”.

Ternyata cukup lelah juga berjalan dipinggir pantai siang ini, dan sebelum memutuskan untuk makan siang saya beristirahat sebentar disebuah Kafe sambil memesan es kopi vietnam.

Kafe ini terletak tidak jauh dari pantai losari, hanya tinggal berjalan lurus kearah Jl. Somba Opu yang dikenal sebagai pusat jual beli emas terbesar di Makassar. Selain emas kalian juga bisa menemukan banyak oleh-oleh khas Sulawesi Selatan, dari kue, kacang-kacangan sampai barang antik.

Saya menikmati es kopi sambil melihat kemacetan dijalan, bukan sesuatu hal yang aneh lagi bagi warga lokal melihat kemacetan di sekitar daerah ini. Karena separuh bagian depan jejeran toko digunakan sebagai area parkir. 

Konro Karebosi Makassar

Setelah cukup menghilangkan rasa penat, perut saya mulai tidak bisa diajak kompromi, wah ternyata memang sudah waktunya untuk makan siang.

Kebetulan saya ingin mencicipi Konro, makanan traditional yang wajib anda coba jika berkunjung ke Makassar.

Lalu saya memutuskan untuk order transportasi online, yah karena itu alternatif yang paling mudah dan aman menurut saya jika jalan-jalan di tempat baru atau anda tidak terlalu tahu daerah tersebut.

“Kemae’ pabalu konro assipaka’ rinni?”

“Oh punna eroko’ nganre’ konro assipaka’ mae’ mako ri konro Karebosi, la’ moro ki tawwa.”

Jadi dari banyaknya tempat makan konro di Makassar, Konro Karebosi adalah tempat makan konro yang paling terkenal dan sudah lama, pastinya rasa dari konro tersebut sudah tidak diragukan lagi.

Lokasinya ada di Jalan Gunung Lompobattang, menempati bangunan ruko dua lantai. Rumah makan Konro Karebosi sudah berdiri sejak tahun 1968, berawal dari warung tenda di lapangan Karebosi, yang dijadikan nama dagangan. Lalu pindah menempati ruko, hingga kini rumah makan Konro Karebosi punya puluhan cabang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jakarta.

Keunggulan rumah makan konro karebosi ini adalah rasa yang dipercaya konsisten dan tak pernah berubah. Oleh karena itu pelanggan selalu setia berkunjung kesini.

Sop Konro dan Konro Bakar

Disini ada 2 menu utama yaitu Sop Konro dan Konro Bakar. Sop konro merupakan makanan dengan sajian utama tulang iga sapi berbalut daging yang kaya rempah. Sop ini berkuah bening sedikit kecokelatan mirip rawon.

Konro dimasak selama berjam-jam agar daging mudah terlepas dari tulangnya. Biasanya konro dimakan dengan nasi hangat dan sambal merah kekuningan khas Makassar.

Selain itu juga ada konro bakar. Jika pada sop konro dihidangkan dalam kuah, konro bakar dipanggang dengan kecap lalu dibaluri dengan bumbu kacang.

Saya dan teman saya memesan 2 menu utama ini, Sop Konro dan Konro Bakar, ya karena kita bisa saling mencicipi makanan tersebut.

Dan ternyata kami kaget karena ukuran untuk satu porsi ini bisa dimakan 2 orang, karena kami sudah terlanjur memesan 2 porsi makanan ini jadi mau tidak mau kami harus menghabiskannya.

“Wah saya sudah kenyang ini, gimana cara ngabisinnya?”

“Sama, saya juga sudah kenyang ini, perut saya sudah tidak cukup lagi, cuma sayang kalau tidak dimakan. Ya udah nasinya tidak udah dimakan, kamu makan dagingnya saja.”

“Ini kamu mau cicip sop konronya?”

“Ya sudah sini kita tukeran, kamu cicip konro bakar, saya cicip sop konronya”.

Note : 1 Porsi Sop konro Rp.75.000

1 Porsi Konro Bakar Rp. 75.000

Next……